CNN Indonesia
Rabu, 16 Nov 2022 07:12 WIB
Jakarta, CNN Indonesia — Penambahan kasus virus corona (Covid-19) harian di Indonesia mulai menunjukkan tren peningkatan sejak beberapa hari terakhir.
Kasus konfirmasi menembus 7.893 kasus pada Selasa (15/11) kemarin. Jumlah itu merupakan tambahan kasus konfirmasi Covid-19 tertinggi terhitung sejak 19 Maret 2022 lalu dengan 7.951 kasus yang dilaporkan.
Sejak awal November 2022, penambahan kasus Covid-19 harian juga konsisten di atas tiga ribu kasus. Selain itu, penambahan jumlah kasus Covid-19 mingguan di Indonesia juga masih mengalami tren peningkatan.
Dalam sepekan terakhir, kenaikan terhitung 24,01 persen lebih tinggi dibandingkan temuan kasus sepekan sebelumnya.
Satgas Covid Evaluasi Aturan Perjalanan Saat Libur Nataru 2023
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 9-15 November, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 42.084 kasus.
Sementara pada periode sepekan sebelumnya atau selama periode 2-8 November Oktober, kasus konfirmasi Covid-19 berjumlah 33.935 orang.
Tren peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 itu juga dibarengi dengan tren kenaikan pada kasus kematian Covid-19. Selama periode 2-8 November, kasus warga yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 berjumlah 246 kasus, dan sepekan setelahnya bertambah menjadi 290 kasus atau meningkat sebanyak 17,88 persen.
Adapun dilihat dari kedua tren kenaikan tersebut, jumlah testing mingguan Covid-19 di Indonesia juga terpantau mengalami tren kenaikan kendati tak signifikan. Selama periode 2-8 November misalnya, sebanyak 194.990 orang telah diperiksa. Sepekan setelahnya, jumlah warga yang diperiksa naik menjadi 206.757 orang.
Sebagaimana diketahui, capaian pemeriksaan Covid-19 di Indonesia dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
Dari laporan itu, pemerintah juga mencatat DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia dengan 2.932, disusul Jawa Barat dengan 1.472 kasus yang dilaporkan. Dengan demikian, apabila dijumlahkan keduanya menyumbang 55,79 persen pada kasus Covid-19 Indonesia per Selasa lalu.
Selanjutnya, Jawa Timur melaporkan 924 kasus, Banten 816 kasus, Jawa Tengah 402 kasus, Bali 219 kasus, DI Yogyakarta 135 kasus, Sumatera Utara 132 kasus, dan Kalimantan Timur 126 kasus.
Sementara 23 provinsi lainnya melaporkan kasus Covid-19 harian di antara 10-100 kasus. Lalu Maluku mencatatkan empat kasus, dan hanya Gorontalo yang menjadi satu-satunya provinsi nihil kasus Covid-19 pada Selasa lalu.
Lebih lanjut, pemerintah juga melaporkan, Jawa Timur dan Jawa Tengah mencatatkan kasus kematian Covid-19 harian tertinggi dengan masing-masing 11 kasus kematian yang dilaporkan.
Disusul Riau dengan lima kasus kematian dan DKI Jakarta dengan empat kasus kematian Covid-19. Sisanya, sebanyak 10 provinsi melaporkan masing-masing satu kasus kematian, dan 20 provinsi lainnya nihil kematian Covid-19 pada hari ini.
Sehingga secara kumulatif, sebanyak 6.573.805 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona di Indonesia. Dari jumlah itu sebanyak 6.360.832 orang dinyatakan pulih, 53.774 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, serta 159.199 orang lainnya meninggal dunia.
Mengapa Angka Kematian Covid-19 Kembali Meningkat?
Prediksi Menkes 20 Ribu Kasus Covid Sehari
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga sudah memprediksi puncak kasus virus corona yang disebabkan oleh sebaran mutasi Omicron Subvarian baru seperti XBB, BQ.1 hingga BA.2.75 di Indonesia dapat mencapai 20 ribu kasus per hari.
Budi menyebut prediksi itu didapatkan dengan melihat kondisi kenaikan kasus di Singapura yang disebabkan Omicron XBB. Selain itu, ia menilai subvarian baru ini memiliki karakteristik tingkat kecepatan penularan seperti subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang melanda Indonesia sekitar Juli-Agustus 2022 lalu.
“Kalau mengikuti pola Singapura seharusnya dalam satu bulan ke depan ini akan naik mendekati angka 20 ribu per hari, sama seperti bulan Agustus kemarin,” kata Budi dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11).
Budi mengatakan berdasarkan riwayat kasus serupa di negara-negara lain, terlihat bahwa varian XBB maupun XBB 1 tingkat kematian dan keparahan penyakit lebih rendah dibandingkan subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.
Mantan Wakil Menteri BUMN itu lantas mengingatkan, saat BA.1 dan BA.2 melanda Indonesia, kenaikan kasus Covid-19 harian bahkan bisa mencapai rekor tertinggi yakni 64.718 kasus pada 16 Februari lalu. Sementara XBB menurutnya tak akan setinggi subvarian sebelumnya kendati transmisi kasus cepat terjadi.
Dengan demikian, Budi menyatakan pihaknya telah siap untuk menyiagakan fasilitas kesehatan di seluruh daerah guna menghadapi potensi gelombang Omicron XBB ini lantaran telah belajar dari pengalaman yang ‘parah’.