Categories: Uncategorized

China Bawa Kabar Buruk, ‘Kiamat’ Kontainer Bisa Makin Gawat!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia – Kelangkaan kontainer yang berimbas pada rantai pasokan global sepertinya akan semakin jadi. Pasalnya, negara eksportir terbesar dunia, China, hingga hari ini masih memberlakukan kebijakan karantina Covid-19 yang sangat ketat.

Mengutip laporan Bloomberg yang dimuat Strait Times, China baru saja memberlakukan aturan baru karantina wajib selama tujuh minggu untuk pelaut China yang kembali. Selain itu, negeri pimpinan Presiden Xi Jinping itu juga melarang perubahan awak untuk pelaut asing.

Hal ini menjadi keluhan pengusaha ekspedisi. Pasalnya itu sangat menyulitkan pergantian kru dan juga perjalanan kapal keluar masuk negara yang menyebabkan kontainer tertahan.

“Pembatasan China menyebabkan efek langsung,” kata Sekretaris Jenderal Kamar Perkapalan Internasional, Guy Platten, yang mewakili pemilik kapal dan operator.

“Setiap pembatasan operasi kapal memiliki dampak akumulatif pada rantai pasokan dan menyebabkan gangguan nyata.”

Krisis ini tak hanya dikeluhkan pengusaha ekspedisi namun juga berimbas kepada sektor lainnya. Hal ini dikarenakan keterlambatan dan juga penambahan biaya yang kebanyakan dibebankan kepada konsumen.

“Kami memiliki kapal yang mengalami demurrage (biaya keterlambatan) … kami memiliki contoh di mana kami harus menyimpang, baik sebelum kami menelepon China atau sesudahnya,” kata Ms Eman Abdalla, direktur operasi dan rantai pasokan global di Cargill.

“Ada beberapa kasus di mana penundaan terjadi dalam hitungan jam, tetapi ada juga kasus di mana penundaan bisa berlangsung hingga berhari-hari.”

Euronav, salah satu pemilik supertanker minyak terbesar di dunia, telah menghabiskan sekitar US$ 6 juta atau Rp 84 miliar untuk menangani gangguan terkait krisis pergantian awak. Termasuk untuk transit dan karantina serta tanggungan biaya perjalanan lainnya.

“Di masa lalu, cukup menyenangkan melakukan rotasi kru ketika kami berada di China,” kata CEO Euronav Hugo De Stoop. “Dan sekarang, pada dasarnya, itu tidak mungkin.”

Sebelumnya ‘kiamat’ kontainer terjadi karena distribusinya yang kurang merata. Pasalnya banyak negara yang mulai menggenjot produksinya namun di sisi lain ada juga beberapa negara yang belum bisa melakukan ekspor akibat langkah-langkah penguncian Covid-19.

Krisis ini kemudian diperparah dengan meningkatnya permintaan global. Terutama di negara-negara barat menjelang libur natal.

Admin

Recent Posts

HKIA Crowned World’s Busiest Cargo Airport Again in 2023

HKIA Crowned World’s Busiest Cargo Airport Again in 2023 World’s Busiest Cargo Airport Hong Kong…

5 days ago

Air Cargo Demand Maintains Double-Digit Growth in February

Geneva -  The International Air Transport Association (IATA) released data for February 2024 global air…

3 weeks ago

Air cargo demand still growing after LNY but rate of improvement slows

21 / 03 / 2024 By Damian Brett There had been much speculation in air…

1 month ago

Progress Report: Sustainability, Digitalization and Safety in Air Cargo

12 March 2024 Hong Kong -  The International Air Transport Association (IATA) reviewed progress in…

2 months ago

Air Cargo Demand up 18.4% in January

5 March 2024     Geneva -  The International Air Transport Association (IATA) released data for January…

2 months ago

EASA partners with IATA to counter aviation safety threat from GNSS spoofing and jamming

Cologne: The European Union Aviation Safety Agency (EASA) and the International Air Transport Association (IATA)…

3 months ago